| Pasal 1 | Pasal 2 | Pasal 3 | Pasal 4 | Pasal 5 | Pasal 6 | Pasal 7 | Pasal 8 | Pasal 9 | Pasal 10 | Pasal 11 | Pasal 12 |
1 Jangan terburu-buru membuka mulutmu, dan jangan biarkan hatimu tergesa-gesa untuk mengeluarkan perkataan di hadapan Sang Ilahi, karena Sang Ilahi ada di surga dan kamu di bumi. Sebab itu biarlah perkataanmu sedikit saja.
2 Karena mimpi buruk timbul dari terlalu banyak kecemasan, dan orang bodoh, kalau berbicara, terlalu banyak bicara.
3. Jika kamu bernazar kepada Sang Ilahi, janganlah menunda-nunda untuk membayarnya, karena Sang Ilahi tidak berkenan kepada orang-orang bodoh. Bayarlah apa yang telah kamu nazarkan!
4 Lebih baik tidak bernazar sama sekali daripada bernazar tapi tidak membayarnya.
5 Jangan biarkan mulutmu membawamu kepada dosa, jangan pula mengatakan di hadapan malaikat bahwa kamu tidak sengaja bernazar. Mengapa harus membuat Sang Ilahi marah karena perkataanmu sehingga menghancurkan hasil pekerjaan tanganmu?
6 Sebab itulah yang akan terjadi bila terlalu banyak mimpi, perbuatan yang tidak berarti dan juga terlalu banyak perkataan. Namun takutlah akan Sang Ilahi.
7 Jika kamu melihat orang miskin ditindas, hak-haknya dilanggar, dan keadilan diselewengkan di suatu wilayah, janganlah heran. Sebab di atas seorang pejabat tinggi, ada pejabat yang lebih tinggi mengawasinya, dan ada lagi pejabat yang lebih tinggi dari mereka.
8 Namun keuntungan terbesar bagi sebuah negeri adalah ketika raja menjadikan dirinya pelayan bagi negerinya.
9 Orang yang mencintai uang tidak akan pernah puas dengan uang. Demikian pula orang yang mencintai kekayaan tidak akan puas dengan pendapatannya. Ini juga hal yang tak berarti.
10 Jika harta bertambah, maka bertambah pula keinginan untuk memakainya. Jadi apakah manfaatnya bagi pemiliknya, kecuali hanya sebagai pengamat?
11 Seorang pekerja dapat tidur dengan nyenyak, baik dia makan sedikit maupun banyak. Namun kelimpahan orang kaya tidak akan membiarkannya tidur.
12 Ada hal menyedihkan yang telah kulihat di bawah matahari: kekayaan yang ditimbun oleh pemiliknya malah merugikannya.
13 Kekayaan itu sendiri binasa karena kejadian yang buruk, sehingga ketika ia memiliki anak, maka anaknya itu tidak mewarisi apapun.
14 Sebab seperti seseorang keluar dari rahim ibunya dalam keadaan telanjang, demikianlah ia akan kembali dengan tidak membawa apa pun dari hasil pekerjaannya, yang dapat ia bawa dalam tangannya.
15 Ini juga adalah hal yang menyedihkan, bahwa sebagaimana ia datang, demikianlah ia akan pergi. Lalu apakah manfaat yang didapatkan oleh orang yang bersusah payah menjaring angin?
16 Selama hidupnya ia habiskan dalam kegelapan, kesedihan, penyakit, dan kemarahan.
17 Namun inilah hal baik yang telah kulihat, yaitu orang yang makan minum dan menikmati hasil pekerjaan yang dilakukannya di bawah matahari, selama hari-hari hidupnya yang singkat, yang Sang Ilahi berikan kepadanya. Sebab itulah bagiannya.
18 Juga, orang-orang yang diberikan kekayaan dan kemakmuran oleh Sang Ilahi, disertai dengan kekuatan untuk menikmatinya, sehingga ia mengambil bagiannya dan menemukan kesenangan di dalam pekerjaannya. Ini adalah pemberian dari Sang Ilahi,
19 karena ia tidak akan bersedih atas kenyataan bahwa hidupnya singkat, sebab Sang Ilahi menjaganya tetap dalam sukacita hatinya.